Minggu, 22 Mei 2011

Kisah Pria dan Empat Orang Istrinya

Ada seorang pria saudagar kaya raya yang mempunyai 4 isteri. Seluruh isteri sangat dia cintai, tapi yang ke-4 lah yang dia manjakan dengan harta dan kesenangan. Isterinya ini memang tercantik di antara ketiga isteri yang lainnya.

Saudagar ini juga mencintai isterinya yang ke-3. Dia sangat bangga dengan sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temannya. Namun ia juga selalu khawaatir, kalau-kalau isterinya nanti lari dengan pria lain.

Begitu juga dengan isteri ke-2. Si saudagar sangat menyukainya karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian. Ketika dia mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2-nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa-masa tersulit.

Sama halnya dengan isteri pertama. Ia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa kebaikan bagi kehidupan keluarganya. Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis sang suami. Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya meski isteri pertama ini begitu sayang kepadanya.


Singkat cerita si saudagar jatuh sakit dan menyadari bahwa ajal makin dekat. Di tengah sakitnya yang parah, dia mencoba tentang semua keindahan yang diperolehnya dan berkata dalam hati, “Saat ini aku punya 4 isteri. Namun akankah aku sendiri saat aku meninggal nanti. Betapa menyedihkan.”
Lalu saudagar itu memanggil semua isterinya dan bertanya pada isteri yang ke-4-nya.
“Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan indah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kamu mendampingi dan menemaniku?”
Sang isteri terdiam…. “Tentu saja tidak!” Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan-akan ada pisau terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Saudagar itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3.
“Aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?”
“Hidup begitu indah di sini, Aku akan menikah lagi jika kau mati.” Jawab isterinya seakan tak peduli.
Bagai disambar petir di siang bolong, si saudagar sangat terpukul dengan jawaban tersebut. Badannya terasa demam.

Kemudian ia memanggil isteri ke-2.
“Aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku memerlukan sekali bantuanmu. Kalau aku mati, maukah engkau mendampingiku?”
“Maafkan aku kali ini aku tak dapat menolongmu. Aku hanya dapat menghantarmu hingga ke liang kubur. Nant akan kubuatkan makam yang indah untukmu.” Jawab si isteri lembut
Saudagar ini sangat putus asa. Dalam keadaan kecewa itu, tiba-tiba terdengar suara, “Aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.”

Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya di sana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “Kalau saja aku dapat merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini, isteriku.”
Sahabatku! Ini memang cerita poligami tapi sebatas tamsil. Karena sesungguhnya dalam kehidupan nyata kita punya 4 isteri ini.

Isteri ke-4 adalah TUBUH kita.
Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.

Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN.
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah danmelupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.
Seberapa pun dekat hubungankita dengan mereka, kita tak akan dapat terus bersama mereka. Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL SHALIH KITA.
Sebenarnya hanya jiwa dan amal shalih kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemana pun kita melangkah. Hanya amallah yang mampu menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan dan lekas malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesama yang memerlukan. Betapa pun kecilnya bantuan kita, pemberian kita menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukan.


http://fadil.blogsome.com/2011/01/14/kisah-pria-dan-empat-orang-istrinya/#more-148


Learn to trust God, He is Merciful (al-Rahman) and Loving (al-Wadud), and He has a plan for you.

Sabtu, 21 Mei 2011

Anakmu Seorang Mahasiswa Rusak

Assalamu'alaikum wr wb

Ehmmm, sebenarnya ane binggung mau nulis apa, tapi kasian banget ngeliat ini blog tak berpenghuni-kayak film horor aj "Rumah Tak Berpenghuni"-, duh sok banget pula ngibaratkan sesuatu, kek tau aj film horor...h0h0

Terkadang ide cemerlang nulis datang seketika dan seketika itu pula goresan tinta enggan menapaki pijakannya. Mungkin tintanya macet, maklum ane ga suka pake bollpoint/ pulpen atau tangan ane yang stiffness ya...^_^

Jangan salah, meskipun begitu semuanya sudah terbungkus dalam sebuah film dokumenter ane yang pastinya tersimpan rapi di tempatnya. Sepertinya koleksi film ane tu sudah cukup banyak. Andai saja ada produser film yang mau menganggkatnya ke layar lebar, pasti lah sudah kaya raya diriku ini...

ups, sudah ah ngomong mulu, jadi lupa apa yang mo diposting.

Puisi cantik ini, salah satu note dari temennya temennya temen fb ane, sapa ya -.-". Wah, like this banget deh. Jadi seperti bercermin pada diri sendiri deh. huhu

Ta copas lengkap nieh atau baca langsung pada link nya di akhir posting.

Baca dulu mukaddimah nya..kali aja tersesat ntar...hihi

Berhubung "maqomnya" tidak memungkinkan untuk menuliskan bismillah dan Assalamu'alaikum, maka penulis menggantinya dengan menuliskan;

Audzubillahiminassyaitonirajim...

Para pembaca yang budiman, sebenarnya setengah bagian dari puisi ini tidak pantas dituliskan, karena melawan "mainstream" dari paradigma anak-ibu, sementara di sisi lain, ada "orisinalitas" ide yang ingin disampaikan. Akhirnya penulis memilih mempertahankan orisinalitas ide, daripada ikut "seharusnya" paradigma

Penulis, sebelumnya, menyampaikan banyak permintaan maaf, apabila puisi ini kurang berkenan, selamat membaca!

Anakmu Seorang Mahasiswa Rusak

Anakmu ini

seorang mahasiswa rusak

yang tak berperasaan

dan mengabaikan tanggung jawab


Anakmu ini

banyak berdusta

untuk usaha dan meminta

demi kepentingan pribadi

banyak merias kata

dan menyakiti manusia


Anakmu ini

masih dan terus saja

merepotkanmu

dan membuatmu mengelus dada

tidak bosan menjadi bayi

yang egois dan hobi menangis

menangis dengan berbagai konsep dramatis

karena untuk bertahan di zaman ini


Anakmu banyak belajar dari "artis"

Sungguh, Anakmu ini

kepadamu hanya manis di kata

namun dalam hatinya

tak pernah bersungguh-sungguh

untuk tulus


Tapi mengapa?

Ibu selalu membanggakanku

mendukung semua inginku

walau bertentangan

dengan hati ibu


Tapi mengapa?

Ibu rela menanggung

semua bebanku

dan terus saja melindungiku

menghapus semua coretan orang

di wajahku


Daripada menanggung malu...

mengapa tak sedari dulu

sembunyi-sembunyi meninggalkanku

di tong sampah

atau membuangku di selokan


mengapa tak sedari dulu

ada orang yang tahu masa depanku

lantas membunuhku

agar tak menjadi fitnah

dan penghalang ibu masuk surga


mengapa, mengapa dan mengapa


ibu sebaik dirimu

memiliki anak

;seorang mahasiswa rusak

yang tak berperasaan

dan mengabaikan tanggung jawab


nb 1; don't try this at home ^_^

nb2; buat seorang bidadari surga yang turun ke dunia untuk menolongku; maafkan aku yang tak lebih berharga dari "seonggok sampah"


http://www.facebook.com/notes/fadjar-pradika-sutarko/puisi-anakmu-seorang-mahasiswa-rusak/190428624338884


Learn to trust God, He is Merciful (al-Rahman) and Loving (al-Wadud), and He has a plan for you.

Selasa, 03 Mei 2011

Tuli Kongenital (Tuli bawaan lahir)


Tuli kongenital merupakan salah satu masalah pada anak yang akan berdampak pada perkembangan bicara, sosial, kognitif dan akademik. Masalah makin bertambah bila tidak dilakukan deteksi dan intervensi secara dini.

Di negara maju, angka tuli kongenital berkisar antara 0,1 - 0,3 % kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dep. Kes di 7 Provinsi pada tahun 1994 - 1996 yaitu sebesar 0,1 %.

Tuli kongenital di Indonesia diperkirakan sebanyak 214.100 orang bila jumlah penduduk sebesar 214.100.000 juta (Profil Kesehatan 2005). Jumlah ini akan bertambah setiap tahun dengan adanya pertambahan penduduk akibat tingginya angka kelahiran sebesar 0,22%. Hal ini tentu saja berdampak pada penyediaan sarana pendidikan dan lapangan pekerjaan di masa mendatang.

WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 38.000 anak tuli lahir di Asia Tenggara. Pertemuan WHO di Colombo pada tahun 2000 menetapkan tuli kongenital sebagai salah satu penyebab ketulian yang harus diturunkan prevalensinya. Ini tentu saja memerlukan kerjasama dengan disiplin ilmu lain dan masyarakat selain tenaga kesehatan .

Apakah yang dimaksud dengan tuli kongenital? Tuli kongenital merupakan ketulian yang terjadi pada seorang bayi disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan maupun pada saat lahir.

Ketulian ini dapat berupa tuli sebagian (hearing impaired) atau tuli total (deaf). Tuli sebagian adalah keadaan fungsi pendengaran berkurang namun masih dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan alat dengar, sedangkan tuli total adalah keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat berkomunikasi sekalipun mendapat perkerasan bunyi ( amplifikasi ).

Tuli kongenital dibagi menjadi genetik herediter (ada faktor keturunan) dan non genetik. Untuk mencegah terjadinya tuli herediter sebaiknya hindarilah perkawinan antar keluarga / sedarah.

Tuli kongenital dapat terjadi pada :

  • Masa kehamilan (PRENATAL)

Kehamilan trimester I merupakan periode penting karena infeksi bakteri maupun virus akan mempunyai akibat terjadinya ketulian. Infeksi yang sering mempengaruhi pendengaran antara lain adalah infeksi TORCHS (Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes dan Sifilis), selain campak dan parotitis (gondong).

Beberapa jenis obat ototoksik dan teratogenik seperti salisilat, kina, gentamisin, streptomycin dll. mempunyai potensi menyebabkan terjadinya gangguan proses pembentukan organ dan sel rambut pada rumah siput (koklea). Gangguan struktur anatomi telinga juga dapat menyebabkan terjadinya ketulian antara lain aplasia koklea (rumah siput tidak terbentuk) dan atresia liang telinga.

  • Saat lahir ( PERINATAL )

Penyebab ketulian pada saat lahir antara lain : lahir prematur, berat badan lahir rendah (< 1500 gram), tindakan dengan alat pada proses kelahiran (ekstraksi vakum, forcep), hiperbilirubinemia (bayi kuning), asfiksia (lahir tidak langsung menangis), dan hipoksia otak (nilai Apgar < 5 pada 5 menit pertama.)

Menurut American Academy Joint Committee on Infant Hearing Statement (1994) pada bayi usia 0-28 hari bila ditemukan beberapa faktor berikut ini harus dicurigai, karena merupakan kemungkinan penyebab gangguan pendengaran:

  • Riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir
  • Infeksi prenatal; TORSCH
  • Kelainan anatomi pada kepala dan leher
  • Sindrom yang berhubungan dengan tuli kongenital
  • Berat badan lahir rendah (BBLR < 1500 gram )
  • Meningitis bakterialis
  • Hiperbilirubinemia (bayi kuning) yang memerlukan transfusi tukar
  • Asfiksia berat
  • Pemberian obat ototoksik
  • Menggunakan alat bantu pernapasan/ ventilasi mekanik lebih dari 5 hari (ICU)

Ketulian yang terjadi biasanya merupakan tuli saraf ( sensorineural) derajat berat sampai sangat berat pada kedua telinga (bilateral).

Gejala awal sulit diketahui karena ketulian tidak terlihat. Biasanya orang tua baru menyadari adanya gangguan pendengaran pada anak bila tidak ada respons terhadap suara keras atau belum / terlambat berbicara. Oleh karena itu informasi dari orang tua sangat bermanfaat untuk mengetahui respons anak terhadap suara dl lingkungan rumah, kemampuan vokalisasi dan cara pengucapan kata.

Perkembangan auditorik sesuai dengan usia anak, antara lain :

  • Usia 0-4 bulan : kemampuan respons auditorik masih terbatas dan bersifat refleks
  • Dapat ditanya apakah bayi kaget mendengar suara keras atau terbangun ketika sedang tidur. Respons berupa refleks auropalpebral maupun refleks Moro.
  • Usia 4-7 bulan respons memutar kepala ke arah bunyi yang terletak di bidang horizontal, walaupun belum konsisten. Pada usia 7 bulan otot leher cukup kuat sehingga kepala dapat diputar dengan cepat ke arah sumber suara.
  • Usia 7-9 bulan dapat mengidentifikasi dengan tepat asal sumber bunyi dan bayi dapat memutar kepala dengan tegas dan cepat.
  • Usia 9-13 bulan bayi sudah mempunyai keinginan yang besar untuk mencari sumber bunyi dari sebelah atas, dan pada usia 13 bulan mampu melokalisir bunyi dari segala arah dengan cepat.
  • Pada usia 2 tahun pemeriksa harus lebih teliti karena anak tidak akan memberi reaksi setelah beberapa kali mendapat stimulus yang sama. Hal ini disebabkan karena anak sudah mampu memperkirakan sumber suara.

Perkembangan bicara erat kaitannya dengan tahap perkembangan mendengar pada bayi, sehingga adanya gangguan pendengaran perlu dicurigai apabila :

  • Usia 12 bulan : belum dapat mengoceh (babbling) atau meniru bunyi
  • Usia 18 bulan : tidak dapat menyebut 1 kata yang mempunyai arti
  • Usia 24 bulan : perbendaharaan kata kurang dari 10 kata
  • Usia 30 bulan : belum dapat merangkai 2 kata

Untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran maka diagnosis dini perlu dilakukan. Cara mudah untuk melakukan pemeriksaan pendengaran apabila tidak ada sarana yaitu dengan memberikan bunyi-bunyian pada jarak 1 m di belakang anak :

  • Bunyi pss – pss untuk menggambarkan suara frekwensi tinggi
  • Bunyi uh – uh untuk menggambarkan frekwensi rendah
  • Suara menggesek dengan sendok pada tepi cangkir (frekwensi 4000 Hz)
  • Suara mengetuk dasar cangkir dengan sendok (frekwensi 900 Hz )
  • Suara remasan kertas (frekwensi 6000 Hz)
  • Suara bel (frekwensi puncak 2000 Hz)

Saat ini OAE (Otoacoustic emission) dan AABR (Automated Audiometry Brainstem Response) merupakan tehnik pemeriksaan baku emas (gold standard) dengan prinsip pemeriksaan cepat, mudah, tidak invasif dan sensitifitas mendekati 100%.

Hal yang penting untuk diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan ini adalah liang telinga harus bersih dan tidak ada kelainan pada telinga tengah. Yang menjadi kendala adalah bahwa sarana ini tidak dimiliki oleh semua Rumah Sakit Provinsi.

Pemeriksaan lain yang tak kalah penting adalah BOA (Behavioral observation audiometry), yaitu dengan melihat perilaku anak terhadap stimulus suara yang diberikan. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ini antara lain usia, kondisi mental, kemauan melakukan tes, rasa takut, kondisi neurologik yang berhubungan dengan perkembangan motorik dan persepsi.

Diharapkan pada usia 3 bulan pemeriksaaan sudah selesai dilakukan dan intervensi dapat dimulai pada usia 6 bulan. Pemberian Alat Bantu Dengar membantu anak dalam proses habilitasi suara dan belajar berbicara. Selanjutnya pada usia 1,5-2 tahun mulai dilatih di sarana pendidikan (Taman Latihan Khusus). Sebagai pilihan lain di Jakarta sejak tahun 2002 sudah ada program implantasi koklea dengan persyaratan tertentu.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Hodgson WR. Testing infants and young children. In : Handbook of clinical audiology. Katz JK. Ed 3 rd edition. William and Wilkins, Baltimore, 1985
  2. Notrhern JL, Downs MP. In : Hearing in children.5 th edition.Lippincott Williams and Wilkins
  3. Berg FS,Fletchcher SG. In : The Hard of hearing Child.Clinical and Educational management. Grune and Stratton,
  4. Tomaski SM,Grunfast KM.hearing loss in children. A stepwise approach to the diagnosis and treatment of hereditary hearing loss. Pediatric Clinics of North America,1999 ; vol.1 (1)
  5. Expert panel. Genetics Evaluation Guidelines for Etiologic Diagnosis of Congenital Hearing Loss.Genetics in Medicine,2002: May/June vol 4 (3 ).
  6. Sirlan F,Suwento R (eds). Hasil survei kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993- 1996.Depkes RI,1997.
  7. Hodgson WR. Testing infants and young children. In : Handbook of clinical audiology. Katz JK. Ed 3 rd edition. William and Wilkins, Baltimore, 1985
  8. Notrhern JL, Downs MP. In : Hearing in children.5 th edition.Lippincott Williams and Wilkins
  9. Berg FS,Fletchcher SG. In : The Hard of hearing Child.Clinical and Educational management. Grune and Stratton,
  10. Tomaski SM,Grunfast KM.hearing loss in children. A stepwise approach to the diagnosis and treatment of hereditary hearing loss. Pediatric Clinics of North America,1999 ; vol.1 (1)
  11. Expert panel. Genetics Evaluation Guidelines for Etiologic Diagnosis of Congenital Hearing Loss.Genetics in Medicine,2002: May/June vol 4 (3 ).
  12. Sirlan F,Suwento R (eds). Hasil survei kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993- 1996.Depkes RI,1997.