Terkadang ide cemerlang nulis datang seketika dan seketika itu pula goresan tinta enggan menapaki pijakannya. Mungkin tintanya macet, maklum ane ga suka pake bollpoint/ pulpen atau tangan ane yang stiffness ya...^_^
Jangan salah, meskipun begitu semuanya sudah terbungkus dalam sebuah film dokumenter ane yang pastinya tersimpan rapi di tempatnya. Sepertinya koleksi film ane tu sudah cukup banyak. Andai saja ada produser film yang mau menganggkatnya ke layar lebar, pasti lah sudah kaya raya diriku ini...
ups, sudah ah ngomong mulu, jadi lupa apa yang mo diposting.
Puisi cantik ini, salah satu note dari temennya temennya temen fb ane, sapa ya -.-". Wah, like this banget deh. Jadi seperti bercermin pada diri sendiri deh. huhu
Ta copas lengkap nieh atau baca langsung pada link nya di akhir posting.
Baca dulu mukaddimah nya..kali aja tersesat ntar...hihi
Berhubung "maqomnya" tidak memungkinkan untuk menuliskan bismillah dan Assalamu'alaikum, maka penulis menggantinya dengan menuliskan;
Audzubillahiminassyaitonirajim...
Para pembaca yang budiman, sebenarnya setengah bagian dari puisi ini tidak pantas dituliskan, karena melawan "mainstream" dari paradigma anak-ibu, sementara di sisi lain, ada "orisinalitas" ide yang ingin disampaikan. Akhirnya penulis memilih mempertahankan orisinalitas ide, daripada ikut "seharusnya" paradigma
Penulis, sebelumnya, menyampaikan banyak permintaan maaf, apabila puisi ini kurang berkenan, selamat membaca!
Anakmu Seorang Mahasiswa Rusak
Anakmu ini
seorang mahasiswa rusak
yang tak berperasaan
dan mengabaikan tanggung jawab
Anakmu ini
banyak berdusta
untuk usaha dan meminta
demi kepentingan pribadi
banyak merias kata
dan menyakiti manusia
Anakmu ini
masih dan terus saja
merepotkanmu
dan membuatmu mengelus dada
tidak bosan menjadi bayi
yang egois dan hobi menangis
menangis dengan berbagai konsep dramatis
karena untuk bertahan di zaman ini
Anakmu banyak belajar dari "artis"
Sungguh, Anakmu ini
kepadamu hanya manis di kata
namun dalam hatinya
tak pernah bersungguh-sungguh
untuk tulus
Tapi mengapa?
Ibu selalu membanggakanku
mendukung semua inginku
walau bertentangan
dengan hati ibu
Tapi mengapa?
Ibu rela menanggung
semua bebanku
dan terus saja melindungiku
menghapus semua coretan orang
di wajahku
Daripada menanggung malu...
mengapa tak sedari dulu
sembunyi-sembunyi meninggalkanku
di tong sampah
atau membuangku di selokan
mengapa tak sedari dulu
ada orang yang tahu masa depanku
lantas membunuhku
agar tak menjadi fitnah
dan penghalang ibu masuk surga
mengapa, mengapa dan mengapa
ibu sebaik dirimu
memiliki anak
;seorang mahasiswa rusak
yang tak berperasaan
dan mengabaikan tanggung jawab
nb 1; don't try this at home ^_^
nb2; buat seorang bidadari surga yang turun ke dunia untuk menolongku; maafkan aku yang tak lebih berharga dari "seonggok sampah"
http://www.facebook.com/notes/fadjar-pradika-sutarko/puisi-anakmu-seorang-mahasiswa-rusak/190428624338884
Learn to trust God, He is Merciful (al-Rahman) and Loving (al-Wadud), and He has a plan for you.
1 komentar:
hix
Subhanalloh..bagus bgt!
sapa yg punya nie.?ehem"..ciiiee
owya, kapan" ksh tw ega fil dokumenter Lina yaa..h0h0
Posting Komentar